Thursday, June 2, 2016

[Book Review] Peek A Boo, Love oleh Sofi Meloni


Penulis: Sofi Meloni
Editor: Irna Permanasari
Desain sampul: Marcel A. W.
Layout: Ayu Lestari
Penerbit: Gramedia
Cetakan: pertama, 2015
Jumlah hal: 248 halaman
ISBN: 978-602-03-2408-1

Blurb:

Hey, Cinta. Apakah kamu di sana? Oh, tidak? Mungkin di sini ? Tidak juga ternyata. Sebenarnya kamu di mana?

Memulai kehidupan profesional tidak semudah yang kubayangkan saat aku memutuskan pindah ke Jakarta. Macet dan polusi di mana-mana, Transjakarta yang sesak, serta kopi pahit yang disodorkan rekan kerjaku setiap pagi. Belum lagi atasanku, Pak Daniel, yang kelewat misterius.

Semuanya semakin rumit saat masalah datang dan mempertemukanku kembali dengan Evan, pria yang mengajakku be rkenalan di halte Transjakarta. Kejutan lainnya adalah Sam, teman chatting-ku, yang ternyata juga berada di kota yang sama denganku dan mengajak ketemuan! Entah berapa banyak lagi kejutan yang menantiku di kota metropolitan ini.

Hey, Cinta. Apa aku akhirnya akan menemukanmu di sini?

-Lulu-


Review:

Setelah sekian lama [?] akhirnya aku bisa kembali membaca buku dari Gramedia lagi. Pemilihan warna kover yang menurutku pas, enak dilihatnya dengan memilih warna perpaduan antara putih tulang dan coklat muda ditambah dengan ilustrasi backround-nya menggambarkan papan kayu yang di atasnya ada seorang gadis sedang tertidur bersamaan laptop yang sedang terbuka tapi tidak menyala, sebuah kacamata, secangkir teh, dan setangkai bunga berwarna putih.

Pembaca diajak ke dalam dunia Lulu, sang tokoh utama, dengan dunia perkantoran di kota metropolitan, Jakarta. Setiap pagi dia harus bergegas menuju halte bus untuk dapat mengendarai bus Transjakarta ke kantornya. Ia berprofesi menjadi seorang karyawan perusahaan dibidang purchasing. Sejujurnya aku gak terlalu mengerti tentang hal karyawan perusahaan di bidang purchasing pula, namun penjelasan yang disuguhkan membuatku akhirnya sedikit-demi sedikit mengerti tentang pekerjaan dibidang tersebut.

Lulu bekerja dengan seorang atasan, Pak Daniel dan seorang karyawati di bidang purchasing lainnya yaitu Cindy. Hanya ada tiga orang di ruang kerjanya. Sepi? Sudah pasti. Apalagi hubungan Lulu dengan Cindy tidaklah baik. Hal itu diperburuk setelah Lulu kenal Evan, seorang karyawan yang suatu hari tiba-tiba menyapanya di halte bus dan memperkenalkan dirinya sebagai karyawan di perusahaan yang sama dengan Lulu tapi dia bekerja dibidang marketing.

Awal pertemuan itu berlanjut menjadi pertemuan setiap pagi, bahkan mereka berangkat dan pulang kantor bersama menggunakan Transjakarta. Kedekatan Evan ke Lulu membuat Lulu  yang awalnya selalu menganggap semuanya kebetulan akhirnya luluh juga. Cara Evan memperlakukan Lulu dengan baik membuat Lulu terus berharap bahwa Evan memendam rasa terhadapnya. Di sini aku berhasil dibuat baper oleh Mbak Sofi, ceritanya pas banget kaya pengalaman sendiri. Jujur aku gampang banget baper sama perhatian-perhatian kecil seperti yang Evan lakukan ke Lulu.

“Ucapan Evan lagi-lagi membuatku merasakan  sesuatu merambat di dadaku.” –hal 31

“Kehangatan menyeruak di sana. Mungkin aku memang menyalahartikan perkataan Evan barusan, tapi aku tidak punya kendali atas reaksi tubuhku yang begitu spontan, bahkan sebelum aku bisa menganalisis lebih lanjut maksud perkataannya.” -hal 31

  Tapi, semua spekulasi Lulu terhadap Evan yang seakan selalu memberikan perhatian padanya tidak terbukti kebenarannya setelah mengetahui fakta bahwa selama ini Evan mendekati Lulu hanya karena ingin dekat dengan Cindy, teman satu kantornya.

Seketika hatinya remuk, pasti.

“Ini salah perasaanku yang terus berkembang tanpa bisa kukendalikan.” –hal. 45

Menurutku Lulu tidak salah telah mengharapkan Evan, mungkin kalau aku berada di tempat Lulu, aku akan melakukan hal yang sama, mengharapkan Evan.

Banyak hal yang terjadi setelah itu. Hubungannya dengan Cindy menjadi semakin buruk, mereka berdua terlibat perang dingin. Namun hubungannya dengan atasannya, Pak Daniel menjadi lebih baik dari sebelumnya. Siapa sangka bahwa Pak Daniel yang dikenal tegas dan tidak banyak bicara di kantor memiliki rahasia yang akan mengejutkan Lulu.

Aku baru tahu kalau ternyata novel ini jebolan wattpad. Tapi tak jadi masalah.

Cerita yang mengalir begitu saja, membuat pembaca tidak ingin segera mengakhiri bacaannya, karena di setiap akhir babnya disuguhkan ending yang bikin penasaran, inilah nilai plus dari novel Peek A Boo, Love. Namun cerita seakan tidak peduli selain membahas tentang kisah asmara Lulu, kurang diberi penjelasan tentang Jakarta sebagai kota metropolitan, jadi hal tersebut tidak akan membuat cerita terkesan monoton. Aku menemukan kesalahan ketik tapi menurutku tidak jadi masalah karena ending novel ini memuaskan pembaca.

Pekerjaan, pertemanan, percintaan, dan buku, dikemas menjadi satu serta menghasilkan semuah karya berjudul Peek A Boo, Love karya Sofi Meloni.

3 dari 5 bintang untuk Peek A Boo, Love!

“Aku tahu persis rasanya menunggu orang yang belum tentu muncul. Menunggu orang yang hatinya untuk orang lain.” –hal 207


Wassalamualaikum!

0 comments:

Post a Comment

 

Keep Moving! Template by Ipietoon Cute Blog Design