Thursday, October 17, 2013

[Cerpen] Lilio by @noeranggadila

Lilio
oleh: @noeranggadila

            Jauh dipelosok dunia, ada sebuah daratan yang tak pernah dijarah manusia manapun. Ada kekuatan magis yang melindunginya dari penglihatan manusia biasa. Terdapat hutan yang ditumbuhi berbagai macam tanaman, khususnya bunga. Tepat di jantung hutan, ada sebuah pohon yang letaknya didalam kerajaan. Pohon tersebut tak berdaun, tetapi ditumbuhi oleh berbagai macam bunga. Bunga-bunga tersebut selalu bercahaya dan tak perah redup. Dari sanalah kekuatan magis berasal. Itulah pohon kehidupan peri Lilio. Pohon kehidupan itu juga menjadi pusat kendali dari bunga-bunga di seluruh dunia.

            Selain tumbuhan, daratan tersebut dihuni oleh peri-peri mungil bernama Lilio. Peri Lilio mempunyai keunikan tersendiri. Mereka lahir dari kuncup tulip. Jika seorang peri Lilio sedang hamil, mereka akan masuk kedalam kuncup tulip dan melahirkan bersamaan mekarnya kuncup tulip itu. Biasanya, mereka melahirkan masal, jadi ada tempat khusus, ditumbuhi bunga tulip yang digunakan untuk tempat melahirkan. Para bayi peri Lilio akan lahir 6 bulan sekali. Jika sudah dewasa, tingginya hanya 8-10cm. Muncul beberapa bunga warna-warni di setiap rambut peri Lilio, untuk para peri Lilio perempuan, sedangkan yang laki-laki, rambut mereka ditumbuhi daun yang berwarna-warni pula. Mereka tinggal di dalam pohon-pohon yang dihias menjadi rumah mini nan indah.

Satu lagi keunikan yang dimiliki peri Lilio, hanya peri Lilio yang bersayaplah yang mempunyai kedudukan lebih tinggi dari peri Lilio lainnya, karena tak semua peri Lilio bersayap, kecuali keturunan kerajaan. Para peri Lilio yang bersayap nantinya dapat dijadikan anggota kerajaan dan hidupnya akan dijamin.

Banyak peri Lilio yang ingin mempuyai sayap, selain diangkat sebagai anggota kerajaan, mereka juga bisa terbang dan dapat mempermudah pekerjaan mereka. Namun, hanya peri Lilio yang berjasalah yang bisa mendapatkan sayap tersebut. Nantinya sayap itu akan diberikan langsung oleh ratu peri Lilio, ratu Amberly.

Ratu Ambery adalah ratu yang bijaksana, baik hati, dan tidak sombong. Tetapi dia juga tegas. Dia selalu memikirkan kesejahteraan rakyatnya. Ratu Amberly masih muda, ia telah mempunyai suami, raja Cleston. Tetapi sampai saat ini, mereka belum dikaruniai seorang anak.

Suatu hari, raja Cleston pergi berkelana untuk sebuah tugas yang sangat penting dan hanya beberapa peri Lilio dari kerajaanlah yang tau. Kehidupan di daratan tersebut berjalan seperti biasa. Tugas para peri Lilio dewasa sampai tua adalah menumbuhkan tumbuhan, karena kekuatan menumbuhkan tumbuhan hanya dimiliki peri Lilio yang telah dewasa. Dan tugas peri-peri Lilio yang masih anak-anak hanya belajar.

Selain menumbuhkan tanaman, peri-peri Lilio juga dapat bekerja layaknya manusia, seperti, mengajar, berjualan, dan memasak, namun sarana dan prasananyalah yang berbeda.

#

Disuatu pagi nan indah, suasana daerah peri Lilio kelihatan seperti biasanya, sibuk namun damai. Terlihat kesibukan dimana-mana, bermain, belajar, bekerja sesuai pekerjaan masing-masing. Udara disana masih bersih, belum tercemar polusi, Karena kaum peri Lilio sangat menjunjung tinggi nilai kebersiahan lingungan. Mereka sadar, betapa pentingnya hidup sehat.

Diantara mereka semua, terlihat ada tiga gadis peri Lilio yang sedang berbincang-bincang sambil berjalan. Mereka adalah Doly, Jinny, dan Riona. Mereka membawa tas yang sama, sepertinya, mereka menuju ke sekolah. Di tengah perjalanan, saat melintasi area kerajaan, langkah Jinny tiba-tiba berhenti. Dia memerhatikan para peri Lilio yang sedang bekerja sabil terbang kesana-kemari. Jinny jadi takjub melihatnya.

“Hey, kenapa berhenti?” tanya Doly.

Namun Jinny tak bergeming sedikitpun.

Riona melihat kearah yang dilihat Jinny, beberapa detik kemudian ia mengerti,“kamu itu nggak ada bosan-bosannya melihat mereka mondar-mandir, hampir setiap pagi rutinitas yang satu ini nggak pernah kamu tinggalin.”

“Mau sampai kapan kamu ngelakuin ini sih?” tambah Doly.

Akhirnya Jinny menjawabnya,“sampai aku bisa punya sayap indah seperti mereka.”

Kedua sahabatnya itu hanya dapat menggelengkan kepala mendengarnya. Karena mereka tahu tak sembarang peri yang dapat mempunyai sayap.

“Ah sudahlah, ayo kita pergi, kelas akan dimulai beberapa menit lagi,” kata Doly.

Akhirnya Doly dan Riona menarik paksa Jinny agar beranjak dari tempat itu.

#

“Tugasnya jangan lupa dikerjakan, walaupun libur 3 minggu, kita akan bertemu lagi tahun ajaran baru anak-anak, selamat sore,” kata Ny. Ilea, guru seni musik sekolah Fairy Flow mengakhiri pelajaran hari ini sekaligus pelajaran tahun ini. Karena 3 minggu ini, mereka libur sekolah, mengakiri tahun peljaran ke-3 dan naik ke tahun pelajaran ke-4.

“Baik Bu,” jawab para murid serempak dengan penuh semangat.

Suasana kelaspun jadi gaduh, ada yang saling tos, berpelukan, maupun membicarakan rencana untuk liburan panjang tahun ini.

#

“Aku masih bingung, liburan tahun ini, enaknya melakukan apa ya?” kata Doly pada dirinya sendiri.
“Hahaha, kamu itu ya,” ujar Jinny.

Saat ditengah jalan pulang, tiba-tiba mereka bertemu dengan segerombolan peri Lilio seumuran mereka, tetapi mereka memiliki sayap. Yup! Mereka adalah anak-anak keturunan kerajaan.

Kedatangan mereka disambut dingin oleh Jinny, Doly, dan Riona.

Dari gelagatnya, sudah kentara sekali bahwa mereka anak-anak yang sombong. Siapa lagi kalau bukan Laverna, Idela, dan Indy. Kedatangan mereka selalu membuat onar, entah apa alasannya, mereka selalu membuat Jinny dan kedua sahabatnya itu kesal. Jinny dan para sahabat nya hanya bisa bersabar sampai mereka pergi menjauh.

“Argh! Awas saja ya, kalau saja aku punya sayap juga, akan kubalas mereka!” ujar Jinny kesal.
“Sudahlah, biarkan saja, mereka memang selalu begitu,” kata Riona menasehati.
“Jangan lupa, nanti malam nonton opera ya,” kata Doly mengingatkan.
“Sip,” jawab Jinny dan Riona bersamaan.

#

“Hey! aku disini,” seru Jinny dari tempat duduk deretan paling depan.

Akhirnya, Riona dan Doly menghampiri dan duduk disamping Jinny.
Arena opera telah dipenuhi oleh para penonton dari berbagai usia.

“Doly, kau itu kenapa baru datang, kau kan yang mengajakku kesini,” protes Jinny.
“Maaf deh, udah ah, operanya dimulai tuh!”

Akhirnya pertunjukan opera dimulai. Judul yang akan dimainkan adalah “Pangeran Kumbang”.

Para penonton menikmati penampilan opera tersebut. Akhirnya pertunjukan operanya selesai.

“Wah, tadi operanya bagus banget,” puji Doly.
“Heleh, itukan hanya dongeng, fiksi belaka,” kata Jinny tak sependapat dengan Doly.

Saat menyusuri jalan menuju pulang, tiba-tiba, lampu-lampu jalan jadi hidup-mati berulang kali. Setelah itu terdengar bunyi sirine yang asalnya dari kerajaan. Itu pertanda buruk.

Banyak peri Lilio yang berbondong-bondong ke kerajaan, tak terkecuali Jinny, Doly, dan Riona.

Setelah semua peri Lilio tenang, ratu Amberly memberitahu penyebab yang terjadi, pohon kehidupan terserang penyakit. Semua kaum peri Lilio kaget, jelas ini tak biasa.

“Ulah siapa ini?” tanya Riona.
“Apa yang sesungguhnya terjadi?” tanya Doly juga.
“Harus ada yang bertanggung jawab!” kata Jinny sambil mengepalkan tangannya kesal. [ ]
 

Keep Moving! Template by Ipietoon Cute Blog Design