Saturday, May 28, 2022

[Book Review] Selamat Tinggal oleh Tere Liye

 


Judul: Selamat Tinggal

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Penulis: Tere Liye

Tahun Terbit : cetakan pertama, 2020

Bahasa: Indonesia

ISBN: 978-602-0647-82-1

Blurb

Kita tidak sempurna. Kita mungkin punya keburukan, melakukan kesalahan, bahkan berbuat jahat, menyakiti orang lain. Tapi beruntunglah yang mau berubah. Berjanji tidak melakukannya lagi, memperbaiki, dan menebus kesalahan tersebut.

Mari tutup masa lalu yang kelam, mari membuka halaman yang baru. Jangan ragu-ragu. Jangan cemas. Tinggalkanlah kebodohan dan ketidakpedulian. “Selamat Tinggal” suka berbohong, “Selamat Tinggal” kecurangan, “Selamat Tinggal” sifat-sifat buruk lainnya.

Karena sejatinya, kita tahu persis apakah kita memang benar-benar bahagia, baik, dan jujur. Sungguh “Selamat Tinggal” kepalsuan hidup.

Selamat membaca novel ini. Dan jika kamu telah tiba di halaman terakhirnya, merasa novel ini menginspirasimu, maka kabarkan kepada teman, kerabat, keluarga lainnya. Semoga inspirasinya menyebar luas.

Review

Buku ini bukanlah buku Tere Liye pertama yang pernah aku baca, tapi buku ini merupakan buku pertama dari Tere Liye yang aku buat resensinya. Tere Liye merupakan salah satu penulis Indonesia favoritku selain A. Fuadi dan Andrea Herata.

Untuk genre buku Tere Liye yang satu ini termasuk ke dalam fiksi inspiratif. Dimana tokoh utamanya adalah mahasiswa ‘tua’ yang berjuang menyelesaikan tugas akhir kuliahnya sekaligus meninggalkan kemelut dunia barang-barang tiruan. Menggunakan alur yang sedikit maju mundur. Cerita dibawakan secara mengalir, tidak terlalu lambat ataupun cepat, tapi pas. Apalagi dibumbui dengan selingan cerita romansa di dalamnya yang membuat cerita semakin hidup.

Cerita dalam buku ini dapat dikatakan dekat dengan fenomena dalam kehidupan sehari-hari perihal ‘bajak-membajak’, mulai dari buku bajakan, film bajakan, serta barang tiruan lainnya. Tere Liye sangat menentang keras akan barang bajakan yang dapat diketahui dari beberapa kutipan di dalam buku ini, tentunya dikemas dalam gaya bahasa satir.

“Fantastis sekali, mereka belajar tentang hukum dari buku-buku bajakan. Hukum seperti apa coba yang hendak mereka tegakkan? Sapunya kotor kok mau membersihkan lantai.” (hal. 51)

Selain itu, Tere Liye juga tak ragu untuk menyampaikan kritikannya terhadap pemerintah.

Namun tahukah kalian bahwa sang tokoh utama yang sedang berjuang menyelesaikan tugas akhir sebenarnya adalah seseorang yang memiliki ketertarikan dan kemampuan handal dalam dunia kepenulisan. Sehingga di dalamnya ada beberapa kutipan yang berkaitan dengan kepenulisan.

“Semua tulisan itu bagus, Jess. Yang membedakan hanyalah, ada penulis yang telah berlatih lama, ada penulis yang baru memulainya. Dengan terus berlatih, siapa pun bisa menyalip penulis paling hebat sekalipun.” (hal. 70)

Pintar menulis, lantas mengapa masih harus ‘berjuang’ untuk menyelesaikan tugas akhirnya? That’s why you have to read this book!

Terdapat beberapa kalimat yang aku suka dari buku ini, seperti:

“…bacalah banyak buku, agar besok lusa bukan hanya agar kau tidak mudah ditipu orang, tapi agar kau bisa mencegah penipu membohongi orang banyak.” (hal. 134-135)

“…setiap kita berharap mendapatkan sesuatu, maka bersiaplah melepaskannya…” (hal. 270)

“Sungguh, jika kalian bersedia memikirkannya, kita bisa melihat kehidupan ini begitu sederhana.” (hal. 325)

“Hidup adalah kesesuaian antara perkatan, tulisan, dan perbuatan.” (hal. 337)

Sembari menikmati cerita dalam buku ini, ternyata aku dapat menambah beberapa kosa kata baru, seperti:

“voorijder” (hal. 96)

“diskresi aparat” (hal. 96)

“egaliter” (129)

Bagian favorit pada buku ini adalah ketika tokoh utama mengumpulkan keberaniannya untuk tidak ingin berhubungan lagi dengan dunia barang tiruan. Tentunya hal ini dapat menjadi pengingat dan juga inspirasi bagi kita untuk meniru langkah tokoh utama, memutus rantai soal bajak-membajak.

“Ayo, mari kita memperbaiki. Kita mulai dari diri kita sendiri, dari keluarga sendiri, esok lusa kita akan menyaksikan perubahan akan datang.” (hal. 321)

Aku masih menemukan beberapa kata yang typo, tapi itu tidak mengurangi ‘asyiknya’ tanggelam dalam novel Tere Liye berjudul “Selamat Tinggal”.

5 dari 5 bintang untuk Selamat Tinggal karya Tere Liye.

Aku merekomendasikan buku ini untuk kamu yang sedang mencari semangat sebagai mahasiswa tingkat akhir, terkena writer’s blog, atau siapa pun kamu yang ingin meluangkan waktunya untuk membuka mata dan telinga akan fenomena hidup terutama dalam hal barang-barang tiruan (terutama kamu, para penggemar Tere Liye!). Selamat menertawai hidup ini dan diri sendiri. 

0 comments:

Post a Comment

 

Keep Moving! Template by Ipietoon Cute Blog Design