Judul: Selamat Tinggal
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Penulis: Tere Liye
Tahun Terbit : cetakan pertama, 2020
Bahasa: Indonesia
ISBN: 978-602-0647-82-1
Blurb
Kita tidak sempurna. Kita
mungkin punya keburukan, melakukan kesalahan, bahkan berbuat jahat, menyakiti
orang lain. Tapi beruntunglah yang mau berubah. Berjanji tidak melakukannya
lagi, memperbaiki, dan menebus kesalahan tersebut.
Mari tutup masa lalu
yang kelam, mari membuka halaman yang baru. Jangan ragu-ragu. Jangan cemas. Tinggalkanlah
kebodohan dan ketidakpedulian. “Selamat Tinggal” suka berbohong, “Selamat
Tinggal” kecurangan, “Selamat Tinggal” sifat-sifat buruk lainnya.
Karena sejatinya, kita
tahu persis apakah kita memang benar-benar bahagia, baik, dan jujur. Sungguh “Selamat
Tinggal” kepalsuan hidup.
Selamat membaca novel
ini. Dan jika kamu telah tiba di halaman terakhirnya, merasa novel ini
menginspirasimu, maka kabarkan kepada teman, kerabat, keluarga lainnya. Semoga inspirasinya
menyebar luas.
Review
Buku ini bukanlah buku Tere
Liye pertama yang pernah aku baca, tapi buku ini merupakan buku pertama dari
Tere Liye yang aku buat resensinya. Tere Liye merupakan salah satu penulis Indonesia
favoritku selain A. Fuadi dan Andrea Herata.
Untuk genre buku Tere
Liye yang satu ini termasuk ke dalam fiksi inspiratif. Dimana tokoh
utamanya adalah mahasiswa ‘tua’ yang berjuang menyelesaikan tugas akhir kuliahnya
sekaligus meninggalkan kemelut dunia barang-barang tiruan. Menggunakan alur
yang sedikit maju mundur. Cerita dibawakan secara mengalir, tidak terlalu
lambat ataupun cepat, tapi pas. Apalagi dibumbui dengan selingan cerita romansa
di dalamnya yang membuat cerita semakin hidup.
Cerita dalam buku ini
dapat dikatakan dekat dengan fenomena dalam kehidupan sehari-hari perihal ‘bajak-membajak’,
mulai dari buku bajakan, film bajakan, serta barang tiruan lainnya. Tere Liye
sangat menentang keras akan barang bajakan yang dapat diketahui dari beberapa
kutipan di dalam buku ini, tentunya dikemas dalam gaya bahasa satir.
“Fantastis sekali, mereka belajar tentang hukum dari buku-buku bajakan. Hukum seperti apa coba yang hendak mereka tegakkan? Sapunya kotor kok mau membersihkan lantai.” (hal. 51)
Selain itu, Tere Liye
juga tak ragu untuk menyampaikan kritikannya terhadap pemerintah.
Namun tahukah kalian
bahwa sang tokoh utama yang sedang berjuang menyelesaikan tugas akhir
sebenarnya adalah seseorang yang memiliki ketertarikan dan kemampuan handal dalam
dunia kepenulisan. Sehingga di dalamnya ada beberapa kutipan yang berkaitan
dengan kepenulisan.
“Semua tulisan itu bagus, Jess. Yang membedakan hanyalah, ada penulis yang telah berlatih lama, ada penulis yang baru memulainya. Dengan terus berlatih, siapa pun bisa menyalip penulis paling hebat sekalipun.” (hal. 70)
Pintar menulis, lantas
mengapa masih harus ‘berjuang’ untuk menyelesaikan tugas akhirnya? That’s
why you have to read this book!
Terdapat beberapa
kalimat yang aku suka dari buku ini, seperti:
“…bacalah banyak buku, agar besok lusa bukan hanya agar kau tidak mudah ditipu orang, tapi agar kau bisa mencegah penipu membohongi orang banyak.” (hal. 134-135)
“…setiap kita berharap mendapatkan sesuatu, maka bersiaplah melepaskannya…” (hal. 270)
“Sungguh, jika kalian bersedia memikirkannya, kita bisa melihat kehidupan ini begitu sederhana.” (hal. 325)
“Hidup adalah kesesuaian antara perkatan, tulisan, dan perbuatan.” (hal. 337)
Sembari menikmati cerita
dalam buku ini, ternyata aku dapat menambah beberapa kosa kata baru, seperti:
“voorijder” (hal. 96)
“diskresi aparat” (hal. 96)
“egaliter” (129)
Bagian favorit pada
buku ini adalah ketika tokoh utama mengumpulkan keberaniannya untuk tidak ingin
berhubungan lagi dengan dunia barang tiruan. Tentunya hal ini dapat menjadi
pengingat dan juga inspirasi bagi kita untuk meniru langkah tokoh utama,
memutus rantai soal bajak-membajak.
“Ayo, mari kita memperbaiki. Kita mulai dari diri kita sendiri, dari keluarga sendiri, esok lusa kita akan menyaksikan perubahan akan datang.” (hal. 321)
Aku masih menemukan
beberapa kata yang typo, tapi itu tidak mengurangi ‘asyiknya’ tanggelam dalam
novel Tere Liye berjudul “Selamat Tinggal”.
5 dari 5 bintang untuk Selamat Tinggal karya Tere Liye.
Aku merekomendasikan
buku ini untuk kamu yang sedang mencari semangat sebagai mahasiswa tingkat
akhir, terkena writer’s blog, atau siapa pun kamu yang ingin meluangkan
waktunya untuk membuka mata dan telinga akan fenomena hidup terutama dalam hal barang-barang
tiruan (terutama kamu, para penggemar Tere Liye!). Selamat menertawai hidup ini
dan diri sendiri.
0 comments:
Post a Comment