Saturday, April 2, 2016

[Book Review] Seishun No Tabi oleh Tangguh Alamsyah


“karena setiap orang perlu mengalaminya satu kali dalam hidup”

Judul: Seishun No Tabi
Penulis: Tangguh Alamsyah
Penerbit: Diva Press
Cetakan: I, Juni 2013
Jumlah Halaman: 228
ISBN: 9786022790051

Blurb:

Harayuki Ashiya bersama beberapa cucu almarhum sang kakek yang kaya raya ditantang untuk menemukan kunci menuju warisan senilai 800 miliar yen. Mereka diberi petunjuk yang tersebar di sejumlah titik penting di negara Jepang. Bersama Akira, sang partner yang genius tapi bersikap dingin, ia pun bersaing dengan kelompok lainnya memecahkan segala misteri dengan terus dibayang-bayangi sosok pembunuh misterius. Banyak momen menegangkan bercampur romantisme yang tersirat begitu manis. Semuanya disajikan secara kompleks oleh Tangguh Alamsyah, salah satu pemenang #lombanoveljepang.


Review:

Yang muncul pertama kali dalam pikiranku [mungkin juga kebanyakan pembaca] setelah memegang buku ini adalah ‘apa arti dari judul novel ini?’ sayangnya pertanyaan ini belum bisa terjawab hingga di akhir halaman. Namun setelah mencoba googling, ternyata arti dari ‘Seishun No Tabi’ adalah Pencarian Harta.

Judul yang digunakan menurutku cukup menarik, namun kover dari novel ini tidak relevan dengan isi novelnya. Memang gambar bunga sakura dan sebuah origami sangat mewakili latar tempat dari novel ini, yaitu Jepang, namun menurutku kovernya kurang mengena. Lebih terkesan terlalu ‘lembut’ untuk cerita yang memuat tentang petualangan.

Ya, tema utamanya adalah petualangan yang dipadukan dengan sejarah. Awal melihat kovernya saja, aku gak terlalu tertarik dengan isi ceritanya, disamping tidak ada arti dari judulnya [seperti yang telah aku bahas di atas] kovernya yang mungkin terlalu ‘lembut’, lebih mewakili ‘aura perempuan’ membuatku enggan cepat-cepat membacanya. Namun pada suatu hari [karena tuntutan reading challenge, hehe] akhirnya aku mulai membacanya juga.

Alhasil aku dibuat kaget dengan jalan ceritanya, ternyata jauh dari perkiraanku sebelumnya tentang apa yang akan diceritakan pada novel ini. Aku tidak menyangka akan diajak berpetualang ke Jepang oleh novel ini.

Alur yang digunakan adalah alur campuran, namun lebih dominan alur majunya, karena alur mundur digunakan untuk menceritakan masa lalu dari para tokoh.

Tokoh utamanya adalah seorang gadis SMA yang harus ikut dalam misi pencarian harta kakek yang telah tiada bersama cucu-cucu yang lainnya, mereka dibentuk dalam beberapa pasang. Untuk penulis cowok yang menulis karakter cewek, menurutku tidak kaku. Di novel ini, Mas Tangguh bisa membuat sedemikian rupa agar benar-benar mendapat kesan ‘seorang cewek’ pada tokoh utama.

Saat petualangan dimulai, semua peserta diharuskan berkeliling Jepang dengan transportasi umum, tapi kebanyakan menggunakan jasa JR atau Japan Railways. Perjalanan mengunjungi tempat-tempat bersejarah menjadi alur cerita mereka guna mendapatkan harta karun sang kakek. Akhirnya akan ada satu pasangan yang dapat menemukan harta karun tersebut.

Kepribadian tokoh utama kurang diekspos lebih detail, hal lain yang dibahas tentang tokoh utama hanyalah keahliannya dalam judo. Dari situlah aku bisa menyimpulkan bahwa tokoh utama sedikit tomboi.  Penjelasan tentang kedua orang tuanya juga hanya ‘lewat sebentar’ karena cerita lebih fokus membahas hubungan tokoh utama dengan sang kakek.

Aku masih sedikit kebingungan dengan nama-nama tokohnya, karena menurutku semuanya hampir sama, hehe.

Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama, dalam hal ini para pembaca diajak menjadi seorang tokoh utama. Menurutku cukup menyenangkan pembaca karena bisa melebur langsung dalam cerita.

“Orang yang selama ini kuanggap orang baik ternyata adalah pelaku dari semua kejadian buruk yang kami alami.” –hal. 217

Ada beberapa amanat tersirat di dalam novel ini seperti, jangan mudah percaya dengan orang yang baru dikenal, karena penampilan luarnya belum tentu sama dengan penampilan dalamnya. Amanat ini akan kita temukan di akhir cerita yang sedikit tak terduga karena aku kurang fokus dengan nama dari tokoh-tokohnya tadi.

Kekurangan dari novel ini adalah tidak tersedianya footnote menyebabkan pembaca kebingungan terumak aku, jadi membuatku kurang nyaman saat menemukan kata atau kalimat dalam bahasa Jepang. Selain itu, aku juga menemukan beberapa kesalah ketik dalam novel ini, seperti:

“UntungnyasewaktuTKakudiajariuntukmembiasakan diri mengingat… ” –hal. 36 [seharusnya terdapat spasi di kalimat itu]

“Kereta mlam ekspres ini… ” –hal. 90 [seharusnya kata ‘mlam’ menjadi ‘malam’]

“Betapa nyamannya ranjang ini. seprai  dan selimutnya lembut… ” –hal. 92 [seharusnya kata ‘seprai’ ditulis menjadi ‘Seprai’]

“Jangan macam-macam denganku. Aku sudah dan dua judo!” –hal. 99 [kalimat ini membuat aku kebingungan karena tidak berhasil menangkap maksudnya]

Beberapa kutipan yang berhasil aku temukan dalam novel ini adalah:

“Zaman sudah mempermudah manusia dengan segala yang mereka butuhkan. Namun itu bukan berarti bahwa manusia berhak berkeluh kesah ketika kemudahan itu kadang tak berhasil.” –hal. 134

“Aku jadi bertanya-tanya apakah orang-orang di negeri lain merasakan kebanggaan yang sama pada tanah airnya seperti yang kurasakan pada tanah airku ini?” –hal. 160

Kebanyakan dari kutipan yang aku temukan merupakan sindiran yang akhirnya aku merasa terdindir sendiri, hehe.

------------------------------

4 dari 5 bintang untuk Seishun No Tabi.

Novel ini aku rekomendasikan banget untuk kamu, para good readers yang suka banget dengan tantangan dan petualangan!

Seishun No Tabi menyajikan cerita yang tak terduga dan di akhiri dengan manis yang berhasil ditulis oleh Tangguh Alamsyah.

“Aku datang ke sini bukan untuk menawarkan sebuah petualangan mewah. Bukan pula petualangan dengan satu tujuan khusus. Aku hanya merasa bahwa melakukan perjalanan bersamamu merupakan hal yang paling menyenangkan dalam hidup.” –hal 226-227

0 comments:

Post a Comment

 

Keep Moving! Template by Ipietoon Cute Blog Design