Judul: Merindu Baginda Nabi
Penerbit: Republika Penerbit
Penulis: Habiburrahman El Shirazy
Ukuran: 14 cm x 21 cm
Jumlah Halaman: 176
Bahasa: Indonesia
ISBN: 9786025734199
Blurb
Awan putih yang bergerombol itu seumpama
kumpulan jutaan malaikat yang sedang berzikir dalam diam. Gadis berjilbab merah
marun itu menyeka air matanya sambil memandang ke luar jendela pesawat yang
dinaikinya. Ada kerinduan yang menggelegak dan membara dalam dadanya. Kerinduan
kepada Baginda Nabi, menyatu dengan kerinduan kepada abah dan umminya, serta
teman-temannya, anak-anak yatim di Darus Sakinah sana.
Diam-diam ia merasa iri dengan abahnya.
Bagaimana abahnya bisa memiliki rasa rindu sedemikian dalam kepada Baginda Nabi
Saw.. Ia berharap suatu saat juga memiliki rasa rindu seperti itu. Rasa rindu
nan dahsyat yang hanya dikaruniakan oleh Allah kepada hamba-hamba terpilih.
Review
“Orang-orang baik bisa ditemukan di mana saja di atas muka bumi ini. Kasih sayang dan kebaikan itu universal, secara fitrah semua manusia memilikinya. Adapun hidayah, Allah letakkan di hati siapa saja yang dikehendaki-Nya.” –hal. 22
Seperti novel-novel sebelumnya, karya Habiburrahman El Shirazy yang satu ini bergenre islami. Namun jumlah halaman dari buku ini tidak setebal karya sebelumnya seperti karyanya yang fenomenal yaitu Ayat-Ayat Cinta yang menyentuh 500 halaman. Begitupun materi yang diangkat dalam buku ini termasuk ke dalam bacaan ringan.
Tokoh utama adalah seorang siswi SMA yang
diangkat menjadi anak oleh sepasang suami istri pengasuh pondok pesantren,
tentunya memiliki kekurangan dan juga kelebihan. Kadar kelebihan yang dimiliki
membuat kekurangannya tertutupi, hingga pembaca dapat dibuat iri dengan
kelebihan sang tokoh utama.
Dibagian awal cerita akan ada beberapa kilas
balik dari tokoh utama, setelah itu pembaca dibawa ke masa sekarang dengan
cerita seorang anak SMA dengan segala masalah remaja yang dialami. Seperti
bawang merah dan bawang putih, ada yang baik pasti ada pula yang jahat, hingga
pembaca mungkin akan merasa greget-an oleh tokoh “bawang merah” dalam
buku ini.
Sembari menyelesaikan bacaan yang satu ini,
Habiburrahman El Shirazy banyak menambahkan bahasa jawa khas Kota Malang, Jawa
Timur. Jadi bagi pembaca yang kurang mengerti bahasa Jawa mungkin sedikit
kesulitan, namun tidak perlu khawatir karena akan ada footnote yang siap
membantu menerjemahkannya.
“Nikmat memiliki banyak saudara yan menyayangi dengan tulus ikhlas itu lebih berharga dari dunia seisinya.” –hal. 26
Seperti yang telah diulas di atas bahwa tokoh
utama memiliki “kelebihan” salah satunya adalah keadaan keluarga yang dapat
dibilang merupakan sebuah keluarga impian banyak anak. Penulis berhasil
menggambarkan dengan baik mulai dari kehangatan sebuah keluarga, tanggung jawab
orang tua, maupun anak, dan masih banyak sekali.
Namun, ending yang disuguhkan tergolong ending
yang mudah ditebak. Meskipun begitu, “kejutan” yang dihadirkan sebelum ending
merupakan hal-hal yang mungkin sulit ditebak oleh pembaca, jadi apa good
readers sudah sangat penasaran dengan buku yang satu ini?
4 dari 5 bintang untuk Merindu Baginda Nabi
karya Habiburrahman El Shirazy.
Bagi kamu yang mencari bacaan ringan namun
penuh dengan pesan moral kehidupan, Merindu Baginda Nabi karya Habiburrahman El
Shirazy cocok menjadi pilihanmu!
"Tujuan kita bukan manusia, tetapi Allah SWT." –hal. 117
0 comments:
Post a Comment