A Taste Of Commitment
“Manusia adalah makhluk sosial” Semua orang pasti tahu itu, makhluk sosial yang artinya tidak bisa hidup tanpa orang lain pastinya. Tapi bukan berarti hidup itu selalu bergantung!
Ada saat dimana kita membutuhkan bantuan orang lain, tetapi jika kita sudah berusaha semaksimal mungkin. Ada waktu diamana kita menyerah, jika kita benar-benar sudah berusaha sekuat tenaga.
Kita dikumpulkan untuk menjadi satu! Semua punya hak dan kewajiban masing-masing. Janganlah suka memanjakan hakmu, ingat bahwa masih ada hak-hak orang lain yang juga tumbuh bersama hak-hakmu itu!
Habis hak terbitlah kewajiban. Jangan hak mulu yang dituntut! Kewajiban juga harus dipenuhi. Kalau mau hasil yang lebih, usaha! Jangan sok jadi atasan yang suka nyuruh-nyuruh seenak jidatnya, tanpa ada sepercik usaha pun yang dilakukan. Terus kalau hasilnya jauh di luar dugaan atau gak seperti yang diinginkan mau apa? Marah? Nyalahin semua awak, bilang gak becus! Enak banget.
Jangan pernah meremehkan apapun! Jangan pernah menyepelekan apapun selagi kau hanya berstatus manusia. Ingat bahwa sebenarnya kau tak memiliki apa-apa dan tak dimiliki siapa-siapa. Kau hanyalah sejentik dari segalanya. Kau bukanlah siapa-siapa disini. Hanya sebatas manusia hina yang mencari kebenaran. Mencari kedamaian yang hakiki.
Untuk menjadi satu tak segampang lidah mengecap, semua butuh proses. Untuk mencapai kekompakan, kita harus melalui kerja sama. Kerja sama artinya bekerja bersama-sama, jangan jadi parasit yang kerjanya hanya merugikan orang lain! Pahit getir di rasakan bareng-bareng, susah bareng, seneng juga bareng.
Hidup tolong-menolong, sandar-menyandar.
Jangan jadi egois! Cuma mentingin diri sendiri. Katanya makhluk sosial? Dimana sosialnya? Don’t give me your bullshit, please.
Probolinggo, 27 September 2014.
0 comments:
Post a Comment